Jenis Obat yang Dapat Menurunkan Jumlah Sperma

Jenis Obat yang Dapat Menurunkan Jumlah Sperma

Jumlah sperma yang rendah, atau oligospermia, dapat menjadi masalah bagi pria yang ingin memiliki anak. Berbagai faktor dapat mempengaruhi jumlah sperma, termasuk gaya hidup, kesehatan umum, dan paparan bahan kimia. Salah satu faktor yang kurang dikenal adalah penggunaan obat-obatan tertentu. Berikut adalah beberapa jenis obat yang dapat menurunkan jumlah sperma:

1. Obat Penghambat Androgen

Obat-obatan yang mengandung hormon androgen, seperti testosteron, dapat berpotensi menurunkan jumlah sperma. Penggunaan testosteron eksogen (dari luar tubuh) dapat mengganggu produksi hormon alami dalam tubuh yang bertanggung jawab untuk produksi sperma. Ketika kadar testosteron meningkat secara eksternal, tubuh mungkin mengurangi produksi hormon luteinizing (LH) dan follicle-stimulating hormone (FSH), yang keduanya penting untuk spermatogenesis (proses pembentukan sperma).

2. Obat Anti-inflamasi Nonsteroid (NSAID)

Beberapa studi menunjukkan bahwa penggunaan NSAID, seperti ibuprofen dan naproxen, dalam jangka panjang dapat mempengaruhi jumlah sperma. NSAID dapat memengaruhi keseimbangan hormon dan mengganggu proses spermatogenesis. Namun, dampak ini biasanya lebih signifikan dengan penggunaan jangka panjang dan dosis tinggi.

3. Obat Antidepresan

Obat antidepresan, terutama yang termasuk dalam kelas selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs), juga dapat mempengaruhi jumlah sperma. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penggunaan antidepresan dapat mengurangi kualitas dan jumlah sperma. Meskipun efek ini bervariasi tergantung pada individu dan jenis antidepresan, beberapa pria melaporkan perbaikan dalam kesuburan setelah menghentikan penggunaan obat ini.

4. Obat untuk Pengobatan Kanker

Obat kemoterapi dan beberapa obat yang digunakan untuk pengobatan kanker, seperti alkilasi agen dan antimetabolit, dapat merusak sel-sel yang memproduksi sperma. Pengobatan kanker dapat menyebabkan kerusakan permanen pada jaringan testis, yang dapat mengakibatkan infertilitas jangka panjang.

5. Obat untuk Hipertensi dan Gangguan Jantung

Beberapa obat yang digunakan untuk mengobati hipertensi, seperti beta-blockers dan thiazide diuretics, dapat berdampak negatif pada jumlah sperma. Meskipun tidak semua pasien akan mengalami penurunan, penelitian menunjukkan adanya kemungkinan hubungan antara penggunaan obat ini dan penurunan kesuburan pria.

6. Obat Antiepilepsi

Obat antiepilepsi, seperti phenytoin dan carbamazepine, juga dapat mempengaruhi produksi sperma. Penggunaan jangka panjang obat ini dapat menyebabkan penurunan jumlah sperma dan kualitasnya.